Suatu
pagi, seperti biasa saya selalu mengunjungi beliau di sela-sela kesibukan saya
di rumah, kantor atau ketika di manapun saya berada. Berbincang, bertukar pikiran,
berdiskusi apa saja, topic yang sedang hangat, rencana-rencana ke depan, tanya
jawab terutama mengenai kaidah dan ajaran-ajaran Islam yang belum banyak saya
ketahui.
Yah, saya
banyak belajar dari beliau walaupun belum seberapa, tapi setidaknya saya dapat
memahami hakikat hidup ini seperti yang beliau ajarkan kepada saya berdasarkan
riwayat Rosulullah Muhammad SAW, selalu berbuat baik, berkata jujur, benar dan
sabar dalam menjalani hidup di dunia ini.
Rasa kekaguman saya kepada beliau menggugah
hati saya untuk sedikit saya ceritakan di blog ini. Orang tua teladan,
mengayomi keluarganya, mendidik dan membina semua anaknya baik keluarga
sendiri, anak angkat maupun anak-anak yatim yang beliau santuni setiap harinya.
Abah tidak pernah merasa lelah, setiap hari tamu yang datang untuk memohon dido’akan
baik yang memohon kesembuhan dari Allah SWT karena sakit ataupun mohon do’a
karena ada hal lain. Abah selalu dengan senang hati menyambut mereka, menerima
dengan keikhlasan dan selalu mendo’akan mereka yang datang kepadanya semoga Allah
SWT mengabulkan keinginan mereka.
Sungguh kesibukan
yang luar biasa dan beliau bisa menangani semua termasuk juga masih mengasuh di
Pondok Pesantrennya yaitu Ponpes KH Syekh Mas'ud Husain di Balikpapan dan Ponpes Nurusa'adah di Kutai Timur.
Suatu hari ketika kami sedang berdiskusi,
saya menanyakan suatu hal mengenai kepemimpinan, dengan tersenyum dan penuh
semangat Abah menjawabnya, “pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memikirkan
umatnya, amanah, jujur, dapat dipercaya dan yang paling utama adalah yang “Bertaqwa”
kepada Allah SWT. Islam mewajibkan seorang Imam adalah yang paling taqwa,
paling baik imannya diantara mereka seperti halnya ketika kita sholat berjamaah,
karena pemimpin tidak boleh sembrono, dia akan merasa sakit dan takut kepada
Allah SWT ketika melihat kaumnya menderita, pemimpin yang taqwa akan selalu
memakmurkan kaumnya, karena seorang pemimpin akan dimintai
pertanggungjawabannya nanti di akhirat kelak, sangat berat sekali balasannya
dihadapan Allah SWT, maka pilihlah selalu pemimpin yang paling bertaqwa
diantara kalian, Insya Allah selamat".
Sebelum berpamitan pulang, dalam hati saya berdoa, semoga Allah SWT mengabulkan doa-doa kami. Semoga Abah akan menjadi pemimpin masa depan kami. Amin Yaa Robbal 'Alamiina.
Sebelum berpamitan pulang, dalam hati saya berdoa, semoga Allah SWT mengabulkan doa-doa kami. Semoga Abah akan menjadi pemimpin masa depan kami. Amin Yaa Robbal 'Alamiina.



