Minggu, 18 November 2012

Pangeran Joyokusumo Bertemu Guru Mas'ud


    
   DITENGAH kunjungannya ke kota Balikpapan, GBPH H. Joyokusumo dan BRAY Hj. Nuraida Joyokusomo ber­kesempatan bersilaturahim dengan KH. Syekh Masud Husain Al-Hasani (Ulama Kharismatik Kalimantan). "Pertemuan dan silatura­him ini diluar dugaan dan merupakan momentum yang sangat penting," kata Guru Mas'ud akrab KH. Syekh Mas'ud Husain disapa ke­pada Balikpapan Pos saat ditemui di kediamannya baru-baru ini.

   Joyokusomo yang meru­pakan pangeran dari Kesultanan Yogyakarta Hadiningrat ini juga salah seorang adik Sultan Hamengkubuwono X. Kesempatan ber­silaturahim dengan Guru Mas'ud ini memberikan banyak informasi bagi Pan­geran Joyokusumo yang juga pemuka masyarakat Jawa ini.

   Pangeran Joyokusumo pun berharap kepada masyarakat Jawa yang berada di Kalimantan Timur untuk bersama-sama membangun Kaltim, sebab dimana berada masyarakat Jawa selalu memberikan yang terbaik untuk daerah tempat dia berada.

   Karena itulah Pangeran Joyokusumo sangat antusias saat bertemu dengan Guru Mas'ud untuk membicara­kan berbagai perkemban­gan dan kernajuan Kaltim kedepan.

   "Mudah-mudahan si­laturahim ini memberik­an hal- hal positif untuk pembangunan masyarakat Kaltim kedepan," ujar Guru Mas'ud (1. (***/are)




        7 November 2012
Sumber: Balikpapan Pos

Kaltim Butuh Pemimpin Amanah

Tanggapan tulisan Ahmad Bintoro "Dua Pesan Jokowi kepada Gubemur Kaltim")

Oleh KH. Syekh Mas'ud Husain Al‑Hasani 
(Ulama Kalimantan)


   MEMBACA tulisan saudara Ahrnad Bintoro wartawan Tribun Kaltim yang terbit di Tribun Kaltim edisi 22-23 Oktober berjudul 'Dua Pesan Jokowi kepada Gubernur Kaltim" menggelitik hati saya untuk memberikan sedikit tanggapan dan kornentar. Tulisan tersebut begitu bagusnya untuk kemajuan masyarakat Kaltim ke depan.
   Dalam salah satu tulisan, Jokowi menyampaikan kepada pak Awang: "Sudah Pak Awang? Baik, dua saja pesan saya. Apa pun proyek yang Bapak bikin, selalu libatkanlah warga. Tanya apakah mereka benar-benar membutuhkannya. Ingat lho kita membangun bukan untuk dapat citra baik dari pusat. Dan sayang kalau dana ratusan miliar habis hanva untuk membangun gedung serbaguna yang belum terlalu dibutuhkan warga."
   "Kedua, seringkali proyek­-proyek itu bermasalah karena kita selalu mengedepankan kepentingan kita sendiri di dalamnya. Inilah yang saya hindari selama bertugas di Solo, dan akan saya terapkan di Jakarta. Saya tak pernah minta, dan menolak fee proyek. Tak ada yang rnenjuluki saya sebagai "Ten Percent". Itu pula yang membuat dukungan warga terhadap saya mengalir kuat dan tulus. Saya beium dilantik saja, Pak Dahlan Iskan sudah menyatakan tekadnya untuk meneruskan proyek monorel yang sempat macet di era gubernur lalu," ujar Jokowi.
   Membaca komentar di atas kami teringat dengan permasalahan pembangunan supermall di eks Puskib (RSU lama). Sudah jelas masyarakat menolak pembangunan superrnall, karena sudah begitu banyak mall dan sejenisnya berdiri di kota Balikpapan, yang kebanyakan mall tersebut sepi pengunjung bahkan sebagian ada yang tutup.
   Nah, kalau dibangun supermall di eks Puskib, bisa dibayangkan kondisi kawasan tersebut? Saat ini saja saat hujan lebat turun telah terjadi banjir dan macet kendaraan cukup parah di kawasan tersebut. Apakah dengan dibangunnnya supermall di kawasan tersebut bisa mengatasi permasalahan banjir dan kemacetan yang terjadi.
   Dalam permasalahan pembangunan supermall ini saja, masyarakat banyak melakukan penolakkan tetapi Gubernur Kaltim tetap pada keputusannya untuk meneruskan pembangunan.
   Padahal alangkah eloknya kalau di kawasan eks bangunan Puskib dijadikan kawasan terbuka hijau di tengah kota, dimana kota Balikpapan sangat minim memiliki kawasan dan ruang terbuka hijau yang bisa digunakan masyarakat Balikpapan untuk berbagai kegiatan seperti halnya lapangan Merdeka.
   Yang menjadi pertanyaan kami juga, tentang komentar Gubernur Awang yang menyatakan bahwa di Kaltim tidak akan muncul seorang Jokowi seperti DKI Jakarta. "Saya masih percaya hasil survei, meski nanti akan tergantung calonnya. (Pertanyaannya) ada nggak (calon seperti) Jokowi di Kaltim. Silakan kalau ada," tambah Awang.
   Menurut kami, pak Awang terlalu pagi menyatakan tidak akan muncul "Jokowi" di Kaltim. Perlu diketahui bahwa jabatan dan kekuasaan itu berasal dari Allah SWT. Kalau Allah SWT berkehendak menjadikan seseorang pemimpin tidak ada yang bisa menghalangi kehendak-Nya. Siapa yang bisa menyangka seorang Jokowi bisa mengalahkan incumbent Gubernur DKI Fauzi Bowo yang memilki segala-galanya untuk memenangkan pertarungan di Pilgub.
   "Kami berpesan kepada pak Awang untuk beristighfar dengan pernyataan diatas, sebab Allah SWT memiliki kehendak untuk hambanya!"
   Kami setuju dengan pendapat saudara Ahmad Bintoro bahwa banyak orang kapabel menjadi Gubernur Kaltim. Tetapi menjadi Gubernur Kaltim yang dicintai rakyat, agaknya tak semua orang mampu melakukannya. Banyak sih yang sejatinya kredibel, kapabel, amanah, visioner, sudah mapan secara finansial dari hasil berdagang, dan memiliki segudang ide terobosan untuk mempercepat kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Kaltim, tetapi mereka umumnya tidak memiliki keinginan yang kuat untuk menjadi kepala daerah. Sebagian mereka juga tidak memiliki kendaraan politik untuk maju.
   Maka kami sedikit menambahkan dan mengingatkan tentang kriteria seorang pemimpin menurut Islam. Ada beberapa sifat balk yang harus dimiliki oleh para Nabi, yaitu: Amanah (dapat dipercaya), Siddiq (benar), Fathonah (cerdas/bijaksana), serta tabligh (berkomunikasi dengan baik dengan rakyatnya). Sifat di atas juga harus dimiliki oleh pemimpin yang kita pilih.
   Pilih pemimpin yang amanah, sehingga dia benar­-benar berusaha mensejahterakan rakyatnya. Bukan hanya bisa menjual aset negara atau kekayaan alam Indonesia untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya.
   Pilih pemimpin yang cerdas, sehingga dia tidak bisa ditipu oleh anak buahnya atau kelompok lain sehingga merugikan negara. Pemimpin yang cerdas punya visi dan misi yang jelas untuk memajukan rakyatnya.
   Terkadang kita begitu apatis dengan pemimpin yang korup, sehingga memilih Golput. Sikap golput atau tidak memilih pemimpin merupakan sikap yang kurang baik. Dalam Islam, kepemimpinan itu penting, sehingga Nabi pernah berkata, jika kalianbepergian, pilihlah satu orang jadi pemimpin. Jika hanya berdua, maka salah satunya jadi pemimpin. Sholat wajib pun yang paling baik adalah yang ada pemimpinnya (imam).
   Semoga di Kaltim bisa melahirkan seorang Jokowi-Jokowi baru pada perhelatan Pilgub di 2013 nanti yang sanggup mengemban amanah untuk memajukan dan mensejahterakan rakyat Kaltim. Insya Allah!!!


Tribunners
RABU 24 OKTOBER 2012
Tribun Kaltim

G A L L E R Y

G A L L E R Y
Deklarasi Calon Bupati Kutai Timur Untuk Periode 2015-2020

Kunjungan Dari Calon Wakil Walikota Balikpapan Periode 2015 - 2020

Gubernur Kaltim

Halal Bihalal

Singapore

Isran Noor Bersama Guru Mas'ud Di Dalam Jet Pribadi

Kunjungan Dari Ulama Negara Pakistan

Grand Opening RS Balikpapan Baru

Artis Jakarta

Pangeran Arab Memasang Sorban Untuk Abah Guru Mas'ud Di Dalam Ka'bah, Mekkah

Translate This Page